KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dinamika diartikan sebagai gerak
atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang dimasyarakat yang dapat
menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan. Jadi dapat
dikatakan bahwa dinamika kepemimpinan dapat berubah dan berkembang sesuai
dengan situasi kehidupan manusia yang bersifat dinamis. Hubungan manusiawi
dapat berubah dan berkembang sehingga perwujudan manusia menjadi bersifat
dinamis.
Oleh karena itu seseorang yang
menjadi pemimpin perlu memiliki sifat kemanusiaan, demokratis dan mencintai
rakyat bawahannya. Kepemimpinan merupakan masalah manusia yang bersifat unik.
Masalahnya tidak sekedar menyentuh kehidupan manusia sebagai individu, tetapi
juga makhluk sosial. Oleh karena itu setiap proses kepemimpinan dalam
keunikannya masing-masing tidak dapat melepaskan diri dari kondisi yang
bersifat dan bernialai manusiawi.
Keunikan masalah kepemimpinan
seunik manusianya itu sendiri, banyak persoalan yang perlu dipahami jika
seseorang ingin menjadi pemimpin yang baik dan efektif. Dinamika kepemimpinan
kelompok, peranan pemimpin, pengendalian dalam pemimpin, fungsi kelompok bagi
individu adalah persoalan yang perlu dipahami. Demikian pula, bagaimana seorang
pemimpin bertindak sesuai perkembangan situasi yang dihadapinya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertin pemimpin ?
2. Apa
tujuan pemimpin ?
3.
Menjelaskan macam – macam kepemimpinan
4.
Menjelaskan tugas – tugas pemimpin
5. Bagaimana
syarat – syarat kepemimpinan ?
6. Memahami peranan pemimpin
dalam dinamika kelompok
7. Apa fungsi kepemimpinan?
C. Tujuan
1.
Mengetahui peranan kepemimpinan dalam dinamika kelompok!
2. Agar
mengetahui syarat-syarat sebagai seorang pemimpin didalam kelompok!
3. Supaya
lebih menguatkan pengetahuan akan fungsi kelompok bagi setiap individu!
4. Dapat
mengetahui fungsi kepemimpinan dalam kelompok!
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Definisi kepemimpinan ada bemacam-macam, antara lain:
·
Carter dan Hampill,
kepemimpinan adalah mengusahakan akan tindakannya, memelopori struktur
interaksi dari orang-orang lain sebagai bagian dari proses pemecahan soal
bersama
·
Tannenbaum, kepemimpinan
sebagai pengaruh antar orang dalam
kancah situasi langsung melalui proses
komunikasi yang terarah untuk
memperoleh tujuan khusus dan tujuan umum
·
Shaw me (1976),
kepemimpinan merupakan suatu proses
pengaruh yang ditujukan untuk mencapai tujuan
·
Stogdill (1950),
kepemimpinan merupakan proses yang mempengaruhi kegiatan kelompok untuk
menetapkan tujuan dan mencapai tujuan
·
Holander dan Julian
(1969), kepemimpinan terbentuk karena hubungan pengaruh antara dua atau lebih
orang yang saling tergantung satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan
bersama tertentu didalam situasi kelompok.
·
Drs. Ngalim Purwanto,
kepemimpinan adalah tindakan perbuatan diantara perseorangan dan kelompok yang
menyebabkan baik orang seorang maupun kelompok maju ke arah tujuan tertentu.
B.
Tujuan Kepemimpinan
Tujuan kepemimpinan meliputi tujuan organisasi, tujuan
kelompok, tujuan pribadi anggota kelompok, dan tujuan pribadi pemimpin.
1.
Tujuan organisasi
dimaksudkan untuk memajukan organisasi yang bersangkutan dan menghindari diri
dari maksud-maksud yang irasional organisasi yang ada.
2.
Tujuan kelompok
dimaksudkan untuk menanamkan tujuan kelompok pada masing-masing anggota
sehingga tujuan kelompok dapat segera tercapai.
3.
Tujuan pribadi anggota
kelompok maksudnya untuk memberi pengajaran, pelatihan, penyuluhan, konsultasi
bagi tiap anggota kelompok sehingga anggota kelompok dapat mengembangkan
pribadinya.
4.
Tujuan pribadi pemimpin
maksudnya untuk memberi kesempatan pada pimpinan berkembang dalam tugasnya,
seperti mempengaruhi, memberi nasehat, dsb.
C.
Macam – Macam Kepemimpinan
Macam-macam kepemimpinan banyak dikemukakan oleh beberapa ahli, antara
lain:
a.
Lippite dan Whyte
1)
Kepemimpinan otokrasi : ketentuan dibuat oleh pimpinan, tingkah laku dari kegiatan kelompok
diputuskan oleh pimpinan, pimpinan selalu memberikan tugas pada setiap anggota,
pimpinan dapat memuji atau mencela pekerjaan anggota.
2)
Kepemimpinan demokratis: segala kegiatan
kelompok dibicarakan dan didiskusikan bersama, anggota bebas bekerja dengan
siapa saja, pimpinan memuji dan mencela anggota secara obyektif, pimpinan
berusaha, bersikap, dan berbuat seperti anggota.
3). Kepemimpinan liberal : pimpinan
jarang ikut campur dalam kegiatan anggota; pimpinan menyiapkan kebutuhan bagi
anggota; pembagian tugas dan kerja sama diserahkan anggota; pimpinan tidak
memberikan komentar selama kelompok melaksanakan kegiatan, kecuali diminta
pendapatnya.
b.
Max Weber
1)
Kepemimpinan kharismatik : kepemimpinan yang
diangkat berdasarkan kepercayaan yang datang dari lingkungannya.
2)
Kepemimpinan tradisional: bentuk kepemimpinan yang
pimpinannya diangkat atas dasar tradisi yang berlaku pada masyarakat.
3)
Kepemimpinan rasional legal : bentuk kepemimpinan yang diangkat atas dasar pertimbangan pemikiran
tertentu dan penunjukan langsung.
c.
W.C Whyte
1). Kepemimpinan operasional : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar banyaknya
inisiatif atau aktivitas yang dilaksanakannya.
2).
Kepemimpinan popularitas : bentuk kepemimpinan yang
pimpinannya diangkat atas dasar kepopuleran (banyaknya menerima pilihan) dari
pemilihnya.
3). Kepemimpinan talent : bentuk kepemimpinan berdasarkan kecakapan
tertentu yang dimiliki oleh seseorang.
4). Kepemimpinan perwakilan : bentuk kepemimpinan yang diangkat menjadi wakil dari kelompok tertentu
sehingga ada pimpinan pusat yang merupakan gabungan pimpinan kelompok.
d.
Lingrend
1). Kepemimpinan parental : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya bersikap sebagai keluarga.
2). Kepemimpinan expert : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat berdasarkan kecakapan atau
keahlian yang dimiliki seseorang.
3). Kepemimpinan artist : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat berdasarkan atas keterkenalan
individu pada lingkunggannya
4). Kepemimpinan manipulator : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan pendukung untuk
kepentingan pribadi.
e.
Keit Davis
1). Kepemimpinan positif : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggiatkan kerja pengikutnya dengan
jalan memberi kepuasan hati mereka. Pimpinan tidak hanya memerintah, tapi juga
memberi penjelasan, menyediakan kebutuhan anggota, dan memberi kebebasan untuk
melaksanakan.
2). Kepemimpinan negatif
: bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan
kekuasaan untuk mengancam atau menakut-nakuti agar anggota mengerjakan tugas
mereka.
f.
Erich Fromm
1). Kepemimpinan
menerima : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya bersedia
menerima segala sesuatau dari luar ketika menjalankan tugasnya.
2). Kepemimpinan
menyerang/menggunakan : bentuk kepemimpinan yang
pimpinannya menggunakan segala sesuatu dari luar dirinya sebagai miliknya
sendiri ketika menjalankan tugasnya.
3). Kepemimpinan
menimbun : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya tidak
bersedia menerima hal-hal dari luar, tetapi selalu berusaha untuk menyampaikan
dan mempertahankan pendapatnya sendiri walaupun seringkali pendapatnya diambil
dari luar dirinya sesuai dengan kepentingannya.
4). Kepemimpinan
memasarkan : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya merasa
bahwa dirinya sebagai orang yang serba pandai/tahu dan ia cenderung memimpin
dengan imbalan yang memadai.
5). Kepemimpinan
produktif : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya sadar
akan kemampuan dirinya dan menggunakan kemampuannya untuk mendorong anggota
sehingga tiap-tiap anggota menjadi produktif.
D.
Tugas – tugas Pemimpin
Tugas-tugas pemimpin dikemukakan oleh Floyd Ruch, Ngalim Purwanto dan David
W. Johson.
a.
Floyd Ruch
·
Structuring the situation, pemimpin bertugas untuk
memberi struktur yang jelas terhadap situasi rumit yang dihadapi kelompok
·
Controlling group behaviour, pemimpin
mengawasi tingkah laku anggota kelompoknya sesuai dengan peraturan-peraturan
yang berlaku
· Spokesman of the group, pemimpin dapat menjadi juru bicara sebagai
wakil kelompoknya pada pihak luar.
b.
Drs. Ngalim Purwanto
· Menyelami kebutuhan dan keinginan kelompok
· Memilih kehendak yang realistis dari kelompoknya
· Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka
· Menemukan jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai kehendak tersebut
c.
David W. Johson
· Information and opinion
giver, pemimpin adalah pemberi keterangan dan
pendapat
· Information and opinion
seeker, pemimpin sebagai pencari keterangan dan
pendapat
· Strater, pemimpin dapat mengendalikan
· Direction giver, pemimpin sebagai pemberi tujuan kelompok yang
ingin dicapai
· Summaizer, pemimpin sebagai pembuat ringkasan apa yang dikerjakan
· Coordinator, pemimpin sebagai koordinator kelompok dalam kegiatan kelompok
· Diagnoser, pemimpin sebagai penganalisis terhadap segala sesuatu yang dihadapi
kelompok
· Energizer, pemimpin sebagai pengarah anggota kelompok ke arah kegiatan dan pencapaian
tujuan kelompok
· Reallity tester, pemimpin juga memberikan ujian secara reakter terhdap kelompok
· Evaluator, pemimpin sebagai pemberi penilaian terhadap kegiatan kelompok dalam
pencapaian tujuan.
E.
Syarat – syarat Pemimpin
Syarat-syarat pemimpin banyak dikemukan oleh Floyd Ruch dan Stogdill
Ø
Menurut Floyd Ruch
·
Social perception, pemimpin harus dapat
memiliki ketajaman dalam menghadapi situasi
·
Ability in
abstract thinking, pemimpin harus memiliki kecakapan secara abstrak terhadap masalah
yang dihadapi
·
Emotional stability, pemimpin harus memiliki
perasaan yang stabil, tidak mudah terpengaruh dari pihak luar.
Ø Menurut Stogdill
·
Tinggi dan besar,
pimpinan yang tinggi besar umumnya terlihat lebih berwibawa dalam melaksanakan
tugas.
·
Berat badan, berat badan
ideal akan menambah wibawa
·
Fisik,energi dan
kesehatan, pemimpin yang sehat mempunyai tenaga yang cukup untuk menjalankan
kepemimpinannya
·
Kegiatan, pemimpin yang
mempunyai banyak kegiatan dalam tugasnya lebih sukses mencapai tujuan kelompok
·
Intelegensi, intelegensi
yang tinggi akan memudahkan untuk bergaul, berkegiatan dan memecahkan masalah
yang dihadapi
·
Kepercayaan diri,
percaya diri yang tinggi mampu memimpin, sehingga anggota tampak lebih mantap
melaksanakan tugas-tugas kelompok
·
Kecakapan bergaul,
pimpinan yang mempunyai kecakapan bergaul dengan anggotanya dapat mempermudah
pelaksanaan tugas.
·
Inisiatif dan ketekunan,
sifat ini akan menghindarkan diri dari kesulitan yang dihadapi, sehingga
tugas-tugas tetap berjalan lancar.
·
Dominasi, sifat ini
memudahkan ia menguasai kelompoknya dalam kondisi apapun kelompoknya.
·
Surgensi, memiliki
pandangan untuk kepentingan anggota lebih mudah memperoleh kepercayaan anggota
dalam melaksanakan tugas.
·
Perhatian pada situasi,
memperhatikan situasi yang dihadapi kelompok, sehingga mudah untuk
mengendalikan kelompoknya.
F.
Memahami peranan pemimpin dalam dinamika kelompok
Secara sosial psikologis kepemimpinan
merupakan produk dari interaksi sosial. Pada uraian dinamika kelompok telah
diterangkan bagaimana proses terbentuknya kepemimpinan dan juga telah
digambarkan bahwa peranan pemimpin dalam dinamika kelompok memegang arti besar.
Oleh karena itu perlu kiranya dijelaskan terlebih dahulu beberapa hal yang
menyangkut seorang yang dinamakan pemimpin dan kepemiminan itu.
1. Peranan
kepemimpinan
Tiap oraganisasi yang memerlukan
kerjasama antar manusia dan menyadari bahwa masalah manusia yang utama adalah
masalah kepemimpinan. Kita melihat perkembangan dari kepemimpinan pra ilmiah
kepada kepemimpinan yang ilmiah. Dalam tingkatan ilmiah kepemimpinan itu
disandarkan kepada pengalaman intuisi, dan kecakapan praktis.
Kepemimpinan itu dipandang
sebagai pembawaan seseorang sebagai anugerah Tuhan. Karena itu dicarilah orang
yang mempunyai sifat-sifat istimewa yang dipandang sebagai syarat suksesnya
seoran gpemimpin. Dalam tingkatan ilmiyah kepemimpinan dipandang sebagai suatu
fungsi, bukan sebagai kedudukan atau pembawaan pribadi seseorang. Maka
diadakanlah suatu analisa tentan gunsur-unsur dan fungsi yang dapat menjelaskan
kepada kita, syarat-syarat apa yang diperlukan agar pemimpin dapat bekerja
secara efektif dalam situasi yang berbeda-beda. Pandangan baru ini membawa
pembahasan besar.
Cara bekerja dan sikap seorang
pemimpin yang dipelajari. Konsepsi baru tentang kepemimpinan melahirkan peranan
baru yang harus dimainkan oleh seorang pemimpin. Titik berat beralihkan dari
pemimpin sebagai orang yang membuat rencana, berfikir dan mengambil tanggung
jawab untuk kelompok serta memberikan arah kepada orang-orang lain. Kepada
anggapan, bahwa pemimpin itu pada tingkatan pertama adalah pelatih dan
koordinator bagi kelompoknya. Fungsi yang utama adalah membantu kelompok untuk
belajar memutuskan dan bekerja secara lebih efisien dalam peranannya
sebagai pelatih seorang pemimpin dapat memberikan bantuan-bantuan yang khas.
Yaitu :
1. Pemimpin
membantu akan terciptanya suatu iklim sosial yang baik.
2. Pemimpin
membantu kelompok dalam menetapkan prosedur-prosedur kerja.
3. Pemimpim
membantu kelompok untuk mengorganisasi diri.
4. Pemimpin bertanggung jawab
dalam mengambil keputusan sama dengan kelompok.
5. Pemimpin memberi kesempatan
kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.
2. Dinamika
Kelompok
Sementara itu didalam kaum
dinamika kelompok mengetengahkan persyaratan pendidikan dalam kelompok.
Maksudnya ialah bahwa seseorang dapat saja menjadi pemimpin asal dapat
mementingkan kebutuhan-kebutuhan kelompok dalam rangka menjalankan
kepamimpinannya dan untuk memiliki persyaratan ini dapat dilakukan dengan jalan
melatih diri dalam kehidupan kelompoknya. Dilihat dari segi-segi yang ada, maka
kepemimpinan itu merupakan keseluruhan dari ketrampilan dan sikap merupakan
hal-hal yang dapat dipelajari dan dapat diajarkan pula yaitu dalam kelompok
(group lentered ledership).
Floyed D.
Ruch, mengemukakan tiga pembagian besar mengenai tugas seorang pemimpin dalam
kelompok, ketiga kelompok penggolongan tugas tersebut adalah :
1. Menentukan
struktur dari suatu situasit terentu (structuring the situation)
2. Mengadakan pengawasan atas
periaku para anggota dalam anggota (controling group behaviour)
3. Menjadi
juru bicara kelompok ke pihak luar.
Sebagaimana yang diuraikan diatas
bahwa ada hubungan yang tidak terpisahkan antara pemimpin kelompok dengan
kepemimpinannya, sehingga dengan mempelajari kepemimpinan dianggap perlu
terlebih dahulu mengatahui beberapa hal tentang pemimpin, akan dapat memahami
kepemimpinan termasuk sifat-sifat dan klasifikasinya.
2.1 Proses
Pengambilan Keputusan
Keputusan dari seorang pemimpin
tidak datang secara tiba-tiba, tetapi melalui suatu proses. Pengambilan
keputusan yang akan diwujudkan menjadi kegiatan kelompok merupakan hak dan
kewajiban (tanggung jawab) puncak pimpinan berupa wewenang. Dan wewenang itu
dapat dilimpahkan. Allah Subhanahuata’ala berfirman dalam surah Al- Nisa’ (4)
ayat 58 yang artinya :
“Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hokum diantara manusia supaya kamu menetapan
dengan adil. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS.
Al-Nisa’ (4) : 58)
Dalam pelimpahan wewenang tidak
berarti pihak penerima wewenang boleh membuat keputusan atau melakukan kegiatan
sekehendak hatinya. Tetapi harus tetap dalam batas norma-norma dan kebijakan
umum yang berlaku dalam organisasinya. Pelimpahan wewenang harus diiringi dengan
pelimpahan tanggung jawab. Tanggung jawab diartikan sebagai keharusan atau
kewajiban melaksanakan wewenang yang dimiliki dengan cara baik dan benar. Dan
menyampaikan laporan pelaksanaan atau hasilnya kepada pemberi wewenang, agar
tidak terjadi penyalahgunaan atau penyimpangan.
Pengambilan keputusan oleh
seorang pemimpin yang bersikap apriori adalah merupakan proses baik yang
berlangsung dalam pikiran maupun dalam kegiatan operasional pemecahan masalah.
Proses pengambilan keputusan itu berlangsung dengan tahapan sebagai berikut :
a. Menghimpun data
melalui pencatatan dan bahkan mungkin berupa kegiatan penelitian.
b. Melakukan
analisis data
c. Menetapkan
keputusan yang ditempuh
d. Mengoperasionalkan
keputusan menjadi kegiatan atau tindakan
e. Selama berlangsungnya
kegiatan sebagai pelaksanaan keputusan akan diperoleh data operasional baru.
Proses pengambilan keputusan
seperti yang diuraikan diatas telah menggambarkan bahwa dinamika kelompok
sangat tergantung pada keputusan-keputusan yang ditetapkan. Dari proses itu
dihasilkan keputusan-keputusan yang pelaksanaanya menjadi kegiatan yang
berpegaruh langsung pada perkembangan dan kemajuan organisasi. Jelas bahwa
proses pengambilan keputusan berpengaruh pada dinamika kepemimpinan.
2.2 Pengendalian
Dalam Kepemimpinan
Tujuan pokok kegiatan
pengendalian dalam kepemimpinan adalah untuk memperoleh tanggapan berupa
kesediaan mewujudkan program kerja dari pada anggota organisasi. Respons itu
berarti juga sikap dan tingkah laku yang menunjukkan ketaatan atau kepatuhan
dalam melaksanakan tugas pokok yang menjadi beban kerja masing-masing respons
tersebut kesetiaan atau kepatuhan pada pemimpin, yang diwujudkan dengan adanya
kesediaan mengerjakan segala sesuatu sesuai kehendaknya.
Pemimpin menjalin hubungan kerja
yang efektif melalui kerjasama dengan orang-orang yang dipimpinnya. Dengan
demikian semua program kerja akan terlaksana berkat bantuan orang-orang yang
dipimpin, karena setiap pemimpin tidak mungkin bekerja sendiri, dan tidak
mungkin bertindak dengan kekuasaannya untuk memerintah orang lain bekerja
semata-mata untuk dirinya.
Pengendalian dalam kepemimpinan
disatu pihak bermaksud memelihara norma-norma atau kepribadian atau kode etik
organisasi yang mampu mengatur dan menggerakkan anggota pada tujuan yang hendak
dicapai. Sedang dipihak lain bermaksud juga agar norma-norma atau kepribadian
kelompok selalu seirama dengan perkembangan masyarakat, sehingga organisasi
berkembang secara dinamis namun tetap pada tujuan bersama.
G. Fungsi kepemimpinan
1. Fungsi
kepemimpinan
Fungsi artinya jabatan
(pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian
tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial
dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa
setiap pemimpin berada didalam dan bukan diluar situasi itu. Fungsi
kepemimpinan merupakan gejala sosial karena harus diwujudkan dalam interaksi
atarindividu didalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi. Fungsi
kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti :
a. Dimensi
yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (Direction) dalam tindakan
atau aktivitas pemimpin.
b. Dimensi
yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang
yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi.
Secara
operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu :
a. Fungsi
Intruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi
satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa,
bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat
dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan
untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.
b. Fungsi
Konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi
satu arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin
kerapkali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengaharuskannya berkonsultasi
dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan
informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya
konsultasi dari pimpinan kepada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan
setelah keputusan ditetapkan dan sedag dalam pelaksanaan. Konsultasi ini
dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feedback) untuk
memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan
dilaksanakan.dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapan keputusan-keputusan
pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga
kepemimpinan berlangsung efektif.
c. Fungsi
Partisipasi
Dalam melaksanakan fungsi ini
pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam
keikutsertaan megambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi
ini tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara
terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil
tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai
pemimpin dan bukan pelaksana.
d. Fungsi
Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan
memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui
persetujuan maupun tanpa persetujuan dari seorang pemimpin. Fungsi delegasi
pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus
diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi,
dan aspirasi.
e. Fungsi
Pegendalian
Fungsi pengendalian bermaksud
bahwa kepemimpinan yang sukses/efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya
secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan
tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat
diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Seluruh
fungsi kepemimpinan tersebut diseleggarakan dalam aktivitas kepemimpinan secara
integral. Pelaksanaanya berlangsung sebagai berikut :
· Pemimpin
berkewajiban menjabarkan program kerja.
· Pemimpin
harus mampu memberikan petunjuk yang jelas.
· Pemimpin
harus berusaha mengembangkan kebebasan berfikir dan megeluarkan pendapat.
· Pemimpin
harus mengembangkan kerja sama yang harmonis.
· Pemimpin
harus mampu memecahkan masalah dan megambil keputusan masalah sesuai batas
tanggung jawab masing-masing.
· Pemimpi
harus berusaha menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab.
· Pemimpin
harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali. Pada prinsipnya
seorang pamimpin harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya, sebagai firman
Allah Subhanahuata’ala. Dalam surah Al-Isra’ [17] yang artinya :
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan hati, semuanya itu akan dimintai
pertanggungan jawabnya ”. (QS. Al-Isra’ [17] 36)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ø Secara
sosial psikologis kepemimpinan merupakan produk dari interaksi sosial dan
peranan kepemimpinan dalam dinamika kelompok memegang arti besar yaitu :
1. Dalam
Peranan Kepemimpinan
Yaitu dalam suatu organisasi
memerlukan kerjasama antar manusia dan menyadari bahwa masalah manusia yang
utama adalah masalah kepemimpinan. Kita melihat perkembangan dari ke-pemimpinan
pra ilmiah kepada kepemimpinan yang ilmiah. Dalam tingkatan ilmiah kepemimpinan
itu disandarkan kepada pengalaman, intuisi, dan kecakapan praktis kepemimpinan
itu dipandang sebagai pembawaan seseorang sebagai anugerah dari Tuhan. Oleh
karena itu orang yang mempunyai sifat-sifat istmewa yang dipandang sebagai
syarat suksesnya seorang pemimpin.
2. Dalam
Dinamika Kelompok
Sementara itu dalam dinamika
kelompok mengetengahkan persyaratan pendidikan dalam kelompok. Maksudnya ialah
bahwa seseorang dapat saja menjadi pemimpin asal dapat mementingkan
kebutuhan-kebutuhan kelompok dalam rangka menjalankan kepemimpinannya. Ada
hubungan yang tidak terpisahkan antara kelompok, pemimpin dengan
kepemimpinannya sehingga mempelajari kepemimpinan perlu terlebih dahulu
mengetahui beberapa hal :
1. Proses
pengambilan keputusan
2. Pengendalian
dalam kepemimpinan.
Ø Fungsi
kelompok bagi individu
Fungsi kelompok adalah untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan kelompok dan bukan kebutuhan satu atau dua orang
anggota saja, akan tetapi seorang individu masuk dalam kelompok biasanya
disertai dengan harapan tertentu.
Ø Fungsi
kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan itu
berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau
organisasi masing-masing, megisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam
dan bukan diluar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial
karena harus diwujudkan dalam interaksi sosial kelompok atau
organisasi.
B. Saran
Dengan terselesainya makalah ini, kami berharap dapat menambah wawasan kita
tentang tentang pentingnya peranan pemimpin dalam dinamika kelompok yang
diartikan sebagai gerak atau kekuatan yang dimiliki oleh sekumpulan kehidupan
masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang
bersangkutan.