Senin, 08 Oktober 2012

tugas kuliah smster 6 DINAMIKA KELOMPOK

KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
               Dinamika diartikan sebagai gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang dimasyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan. Jadi dapat dikatakan bahwa dinamika kepemimpinan dapat berubah dan berkembang sesuai dengan situasi kehidupan manusia yang bersifat dinamis. Hubungan manusiawi dapat berubah dan berkembang sehingga perwujudan manusia menjadi bersifat dinamis.
               Oleh karena itu seseorang yang menjadi pemimpin perlu memiliki sifat kemanusiaan, demokratis dan mencintai rakyat bawahannya. Kepemimpinan merupakan masalah manusia yang bersifat unik. Masalahnya tidak sekedar menyentuh kehidupan manusia sebagai individu, tetapi juga makhluk sosial. Oleh karena itu setiap proses kepemimpinan dalam keunikannya masing-masing tidak dapat melepaskan diri dari kondisi yang bersifat dan bernialai manusiawi.
               Keunikan masalah kepemimpinan seunik manusianya itu sendiri, banyak persoalan yang perlu dipahami jika seseorang ingin menjadi pemimpin yang baik dan efektif. Dinamika kepemimpinan kelompok, peranan pemimpin, pengendalian dalam pemimpin, fungsi kelompok bagi individu adalah persoalan yang perlu dipahami. Demikian pula, bagaimana seorang pemimpin bertindak sesuai perkembangan situasi yang dihadapinya.

B.       Rumusan Masalah
1. Apa pengertin pemimpin ?
2. Apa tujuan pemimpin ?
3. Menjelaskan macam – macam kepemimpinan
4. Menjelaskan tugas – tugas pemimpin
5. Bagaimana syarat – syarat kepemimpinan ?
6. Memahami peranan pemimpin dalam dinamika kelompok
7. Apa fungsi kepemimpinan?

C.      Tujuan
1. Mengetahui peranan kepemimpinan dalam dinamika kelompok!
2. Agar mengetahui syarat-syarat sebagai seorang pemimpin didalam kelompok!
3. Supaya lebih menguatkan pengetahuan akan fungsi kelompok bagi setiap individu!
4. Dapat mengetahui fungsi kepemimpinan dalam kelompok!



BAB II
PEMBAHASAN

A.            Pengertian
Definisi kepemimpinan ada bemacam-macam, antara lain:
·         Carter dan Hampill, kepemimpinan adalah mengusahakan akan tindakannya, memelopori struktur interaksi dari orang-orang lain sebagai bagian dari proses pemecahan soal bersama
·         Tannenbaum, kepemimpinan sebagai pengaruh antar orang dalam  kancah situasi langsung melalui proses  komunikasi yang terarah  untuk memperoleh tujuan khusus dan tujuan umum
·         Shaw me (1976), kepemimpinan merupakan  suatu proses pengaruh yang ditujukan untuk mencapai tujuan
·         Stogdill (1950), kepemimpinan merupakan proses yang mempengaruhi kegiatan kelompok untuk menetapkan tujuan dan mencapai tujuan
·         Holander dan Julian (1969), kepemimpinan terbentuk karena hubungan pengaruh antara dua atau lebih orang yang saling tergantung satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan bersama tertentu didalam situasi kelompok.
·         Drs. Ngalim Purwanto, kepemimpinan adalah tindakan perbuatan diantara perseorangan dan kelompok yang menyebabkan baik orang seorang maupun kelompok maju ke arah tujuan tertentu.


B.            Tujuan Kepemimpinan
                           Tujuan kepemimpinan meliputi tujuan organisasi, tujuan kelompok, tujuan pribadi anggota kelompok, dan tujuan pribadi pemimpin.
1.           Tujuan organisasi dimaksudkan untuk memajukan organisasi yang bersangkutan dan menghindari diri dari maksud-maksud yang irasional organisasi yang ada.
2.           Tujuan kelompok dimaksudkan untuk menanamkan tujuan kelompok pada masing-masing anggota sehingga tujuan kelompok dapat segera tercapai.
3.           Tujuan pribadi anggota kelompok maksudnya untuk memberi pengajaran, pelatihan, penyuluhan, konsultasi bagi tiap anggota kelompok sehingga anggota kelompok dapat mengembangkan pribadinya.
4.           Tujuan pribadi pemimpin maksudnya untuk memberi kesempatan pada pimpinan berkembang dalam tugasnya, seperti mempengaruhi, memberi nasehat, dsb.

C.                  Macam – Macam Kepemimpinan
Macam-macam kepemimpinan banyak dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain:
a.      Lippite dan Whyte
1)    Kepemimpinan otokrasi   : ketentuan dibuat oleh pimpinan, tingkah laku dari kegiatan kelompok diputuskan oleh pimpinan, pimpinan selalu memberikan tugas pada setiap anggota, pimpinan dapat memuji atau mencela pekerjaan anggota.
2)    Kepemimpinan demokratis: segala kegiatan kelompok dibicarakan dan didiskusikan bersama, anggota bebas bekerja dengan siapa saja, pimpinan memuji dan mencela anggota secara obyektif, pimpinan berusaha, bersikap, dan berbuat seperti anggota.
3). Kepemimpinan liberal  : pimpinan jarang ikut campur dalam kegiatan anggota; pimpinan menyiapkan kebutuhan bagi anggota; pembagian tugas dan kerja sama diserahkan anggota; pimpinan tidak memberikan komentar selama kelompok melaksanakan kegiatan, kecuali diminta pendapatnya.
b.     Max Weber
1)    Kepemimpinan kharismatik : kepemimpinan yang diangkat berdasarkan kepercayaan yang datang dari lingkungannya.
2)    Kepemimpinan tradisional: bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar tradisi yang berlaku pada masyarakat.
3)    Kepemimpinan rasional         legal : bentuk kepemimpinan yang diangkat atas dasar pertimbangan pemikiran tertentu dan penunjukan langsung.
c.      W.C Whyte
                  1). Kepemimpinan operasional : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya     diangkat atas dasar banyaknya inisiatif atau aktivitas yang dilaksanakannya.
                  2). Kepemimpinan popularitas : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar kepopuleran (banyaknya menerima pilihan) dari pemilihnya.
                  3). Kepemimpinan talent : bentuk kepemimpinan berdasarkan kecakapan tertentu yang dimiliki oleh seseorang.
                  4). Kepemimpinan perwakilan : bentuk kepemimpinan yang diangkat menjadi wakil dari kelompok tertentu sehingga ada pimpinan pusat yang merupakan gabungan pimpinan kelompok.
d.     Lingrend
      1). Kepemimpinan parental : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya bersikap sebagai keluarga.
      2). Kepemimpinan expert   : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat berdasarkan kecakapan atau keahlian yang dimiliki seseorang.
3). Kepemimpinan artist : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat berdasarkan atas keterkenalan individu pada lingkunggannya
      4). Kepemimpinan manipulator : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan pendukung untuk kepentingan pribadi.
e.      Keit Davis
      1). Kepemimpinan positif : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggiatkan kerja pengikutnya dengan jalan memberi kepuasan hati mereka. Pimpinan tidak hanya memerintah, tapi juga memberi penjelasan, menyediakan kebutuhan anggota, dan memberi kebebasan untuk melaksanakan.
2). Kepemimpinan negatif : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan kekuasaan untuk mengancam atau menakut-nakuti agar anggota mengerjakan tugas mereka.
f.        Erich Fromm
1). Kepemimpinan menerima : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya bersedia menerima segala sesuatau dari luar ketika menjalankan tugasnya.
2). Kepemimpinan menyerang/menggunakan : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan segala sesuatu dari luar dirinya sebagai miliknya sendiri ketika menjalankan tugasnya.
3). Kepemimpinan menimbun : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya tidak bersedia menerima hal-hal dari luar, tetapi selalu berusaha untuk menyampaikan dan mempertahankan pendapatnya sendiri walaupun seringkali pendapatnya diambil dari luar dirinya sesuai dengan kepentingannya.
4). Kepemimpinan memasarkan : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya merasa bahwa dirinya sebagai orang yang serba pandai/tahu dan ia cenderung memimpin dengan imbalan yang memadai.
5). Kepemimpinan produktif : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya sadar akan kemampuan dirinya dan menggunakan kemampuannya untuk mendorong anggota sehingga tiap-tiap anggota menjadi produktif.


D.            Tugas – tugas Pemimpin
               Tugas-tugas pemimpin dikemukakan oleh Floyd Ruch, Ngalim Purwanto dan David W. Johson.
a.    Floyd Ruch
·   Structuring the situation, pemimpin bertugas untuk memberi struktur yang jelas terhadap situasi rumit yang dihadapi kelompok
·   Controlling group behaviour, pemimpin mengawasi tingkah laku anggota kelompoknya sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku
·   Spokesman of the group, pemimpin dapat menjadi juru bicara sebagai wakil kelompoknya pada pihak luar.
b.   Drs. Ngalim Purwanto
·  Menyelami kebutuhan dan keinginan kelompok
·  Memilih kehendak yang realistis dari kelompoknya
·  Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka
·  Menemukan jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai kehendak tersebut
c.    David W. Johson
·  Information and opinion giver, pemimpin adalah pemberi keterangan dan pendapat
·  Information and opinion seeker, pemimpin sebagai pencari keterangan dan pendapat
·  Strater, pemimpin dapat mengendalikan
·  Direction giver, pemimpin sebagai pemberi tujuan kelompok yang ingin dicapai
·  Summaizer, pemimpin sebagai pembuat ringkasan apa yang dikerjakan
·  Coordinator, pemimpin sebagai koordinator kelompok dalam kegiatan kelompok
·  Diagnoser, pemimpin sebagai penganalisis terhadap segala sesuatu yang dihadapi kelompok
·  Energizer, pemimpin sebagai pengarah anggota kelompok ke arah kegiatan dan pencapaian tujuan kelompok
·  Reallity tester, pemimpin juga memberikan ujian secara reakter terhdap kelompok
·  Evaluator, pemimpin sebagai pemberi penilaian terhadap kegiatan kelompok dalam pencapaian tujuan.

E.             Syarat – syarat Pemimpin
Syarat-syarat pemimpin banyak dikemukan oleh Floyd Ruch dan Stogdill
Ø  Menurut Floyd Ruch
·         Social perception, pemimpin harus dapat memiliki ketajaman dalam menghadapi situasi
·         Ability in abstract thinking, pemimpin harus memiliki kecakapan secara abstrak terhadap masalah yang dihadapi
·         Emotional stability, pemimpin harus memiliki perasaan yang stabil, tidak mudah terpengaruh dari pihak luar.
Ø Menurut Stogdill
·         Tinggi dan besar, pimpinan yang tinggi besar umumnya terlihat lebih berwibawa dalam melaksanakan tugas.
·         Berat badan, berat badan ideal akan menambah wibawa
·         Fisik,energi dan kesehatan, pemimpin yang sehat mempunyai tenaga yang cukup untuk menjalankan kepemimpinannya
·         Kegiatan, pemimpin yang mempunyai banyak kegiatan dalam tugasnya lebih sukses mencapai tujuan kelompok
·         Intelegensi, intelegensi yang tinggi akan memudahkan untuk bergaul, berkegiatan dan memecahkan masalah yang dihadapi
·         Kepercayaan diri, percaya diri yang tinggi mampu memimpin, sehingga anggota tampak lebih mantap melaksanakan tugas-tugas kelompok
·         Kecakapan bergaul, pimpinan yang mempunyai kecakapan bergaul dengan anggotanya dapat mempermudah pelaksanaan tugas.
·         Inisiatif dan ketekunan, sifat ini akan menghindarkan diri dari kesulitan yang dihadapi, sehingga tugas-tugas tetap berjalan lancar.
·         Dominasi, sifat ini memudahkan ia menguasai kelompoknya dalam kondisi apapun kelompoknya.
·         Surgensi, memiliki pandangan untuk kepentingan anggota lebih mudah memperoleh kepercayaan anggota dalam melaksanakan tugas.
·         Perhatian pada situasi, memperhatikan situasi yang dihadapi kelompok, sehingga mudah untuk mengendalikan kelompoknya.

F.             Memahami peranan pemimpin dalam dinamika kelompok
               Secara sosial psikologis kepemimpinan merupakan produk dari interaksi sosial. Pada uraian dinamika kelompok telah diterangkan bagaimana proses terbentuknya kepemimpinan dan juga telah digambarkan bahwa peranan pemimpin dalam dinamika kelompok memegang arti besar. Oleh karena itu perlu kiranya dijelaskan terlebih dahulu beberapa hal yang menyangkut seorang yang dinamakan pemimpin dan kepemiminan itu.
1.    Peranan kepemimpinan
               Tiap oraganisasi yang memerlukan kerjasama antar manusia dan menyadari bahwa masalah manusia yang utama adalah masalah kepemimpinan. Kita melihat perkembangan dari kepemimpinan pra ilmiah kepada kepemimpinan yang ilmiah. Dalam tingkatan ilmiah kepemimpinan itu disandarkan kepada pengalaman intuisi, dan kecakapan praktis.
               Kepemimpinan itu dipandang sebagai pembawaan seseorang sebagai anugerah Tuhan. Karena itu dicarilah orang yang mempunyai sifat-sifat istimewa yang dipandang sebagai syarat suksesnya seoran gpemimpin. Dalam tingkatan ilmiyah kepemimpinan dipandang sebagai suatu fungsi, bukan sebagai kedudukan atau pembawaan pribadi seseorang. Maka diadakanlah suatu analisa tentan gunsur-unsur dan fungsi yang dapat menjelaskan kepada kita, syarat-syarat apa yang diperlukan agar pemimpin dapat bekerja secara efektif dalam situasi yang berbeda-beda. Pandangan baru ini membawa pembahasan besar.
               Cara bekerja dan sikap seorang pemimpin yang dipelajari. Konsepsi baru tentang kepemimpinan melahirkan peranan baru yang harus dimainkan oleh seorang pemimpin. Titik berat beralihkan dari pemimpin sebagai orang yang membuat rencana, berfikir dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta memberikan arah kepada orang-orang lain. Kepada anggapan, bahwa pemimpin itu pada tingkatan pertama adalah pelatih dan koordinator bagi kelompoknya. Fungsi yang utama adalah membantu kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja secara lebih efisien  dalam peranannya sebagai pelatih seorang pemimpin dapat memberikan bantuan-bantuan yang khas. Yaitu :
1.      Pemimpin membantu akan terciptanya suatu iklim sosial yang baik.
2.      Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur-prosedur kerja.
3.      Pemimpim membantu kelompok untuk mengorganisasi diri.
4.      Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan sama dengan kelompok.
5.      Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.
2.      Dinamika Kelompok 
               Sementara itu didalam kaum dinamika kelompok mengetengahkan persyaratan pendidikan dalam kelompok. Maksudnya ialah bahwa seseorang dapat saja menjadi pemimpin asal dapat mementingkan kebutuhan-kebutuhan kelompok dalam rangka menjalankan kepamimpinannya dan untuk memiliki persyaratan ini dapat dilakukan dengan jalan melatih diri dalam kehidupan kelompoknya. Dilihat dari segi-segi yang ada, maka kepemimpinan itu merupakan keseluruhan dari ketrampilan dan sikap merupakan hal-hal yang dapat dipelajari dan dapat diajarkan pula yaitu dalam kelompok (group lentered ledership).
Floyed D. Ruch, mengemukakan tiga pembagian besar mengenai tugas seorang pemimpin dalam kelompok, ketiga kelompok penggolongan tugas tersebut adalah :
1.      Menentukan struktur dari suatu situasit terentu (structuring the situation)
2.      Mengadakan pengawasan atas periaku para anggota dalam anggota (controling group behaviour)
3.      Menjadi juru bicara kelompok ke pihak luar.
               Sebagaimana yang diuraikan diatas bahwa ada hubungan yang tidak terpisahkan antara pemimpin kelompok dengan kepemimpinannya, sehingga dengan mempelajari kepemimpinan dianggap perlu terlebih dahulu mengatahui beberapa hal tentang pemimpin, akan dapat memahami kepemimpinan termasuk sifat-sifat dan klasifikasinya.

2.1  Proses Pengambilan Keputusan
               Keputusan dari seorang pemimpin tidak datang secara tiba-tiba, tetapi melalui suatu proses. Pengambilan keputusan yang akan diwujudkan menjadi kegiatan kelompok merupakan hak dan kewajiban (tanggung jawab) puncak pimpinan berupa wewenang. Dan wewenang itu dapat dilimpahkan. Allah Subhanahuata’ala berfirman dalam surah Al- Nisa’ (4) ayat 58 yang artinya :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hokum diantara manusia supaya kamu menetapan dengan adil. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. Al-Nisa’ (4) : 58)
               Dalam pelimpahan wewenang tidak berarti pihak penerima wewenang boleh membuat keputusan atau melakukan kegiatan sekehendak hatinya. Tetapi harus tetap dalam batas norma-norma dan kebijakan umum yang berlaku dalam organisasinya. Pelimpahan wewenang harus diiringi dengan pelimpahan tanggung jawab. Tanggung jawab diartikan sebagai keharusan atau kewajiban melaksanakan wewenang yang dimiliki dengan cara baik dan benar. Dan menyampaikan laporan pelaksanaan atau hasilnya kepada pemberi wewenang, agar tidak terjadi penyalahgunaan atau penyimpangan.
               Pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin yang bersikap apriori adalah merupakan proses baik yang berlangsung dalam pikiran maupun dalam kegiatan operasional pemecahan masalah. Proses pengambilan keputusan itu berlangsung dengan tahapan sebagai berikut :
a.       Menghimpun data melalui pencatatan dan bahkan mungkin berupa kegiatan penelitian.
b.      Melakukan analisis data
c.       Menetapkan keputusan yang ditempuh
d.      Mengoperasionalkan keputusan menjadi kegiatan atau tindakan
e.       Selama berlangsungnya kegiatan sebagai pelaksanaan keputusan akan diperoleh data operasional baru.
               Proses pengambilan keputusan seperti yang diuraikan diatas telah menggambarkan bahwa dinamika kelompok sangat tergantung pada keputusan-keputusan yang ditetapkan. Dari proses itu dihasilkan keputusan-keputusan yang pelaksanaanya menjadi kegiatan yang berpegaruh langsung pada perkembangan dan kemajuan organisasi. Jelas bahwa proses pengambilan keputusan berpengaruh pada dinamika kepemimpinan.
    
2.2   Pengendalian Dalam Kepemimpinan
               Tujuan pokok kegiatan pengendalian dalam kepemimpinan adalah untuk memperoleh tanggapan berupa kesediaan mewujudkan program kerja dari pada anggota organisasi. Respons itu berarti juga sikap dan tingkah laku yang menunjukkan ketaatan atau kepatuhan dalam melaksanakan tugas pokok yang menjadi beban kerja masing-masing respons tersebut kesetiaan atau kepatuhan pada pemimpin, yang diwujudkan dengan adanya kesediaan mengerjakan segala sesuatu sesuai kehendaknya.
               Pemimpin menjalin hubungan kerja yang efektif melalui kerjasama dengan orang-orang yang dipimpinnya. Dengan demikian semua program kerja akan terlaksana berkat bantuan orang-orang yang dipimpin, karena setiap pemimpin tidak mungkin bekerja sendiri, dan tidak mungkin bertindak dengan kekuasaannya untuk memerintah orang lain bekerja semata-mata untuk dirinya.
               Pengendalian dalam kepemimpinan disatu pihak bermaksud memelihara norma-norma atau kepribadian atau kode etik organisasi yang mampu mengatur dan menggerakkan anggota pada tujuan yang hendak dicapai. Sedang dipihak lain bermaksud juga agar norma-norma atau kepribadian kelompok selalu seirama dengan perkembangan masyarakat, sehingga organisasi berkembang secara dinamis namun tetap pada tujuan bersama.
G.       Fungsi kepemimpinan
1.      Fungsi kepemimpinan
               Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam dan bukan diluar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial karena harus diwujudkan dalam interaksi atarindividu didalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi. Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti :
a.       Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (Direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin. 
b.      Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi.
Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu :
a.       Fungsi Intruksi
               Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.
b.      Fungsi Konsultasi
               Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengaharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan kepada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedag dalam pelaksanaan. Konsultasi ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feedback) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapan keputusan-keputusan pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.     
c.       Fungsi Partisipasi
               Dalam melaksanakan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan megambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi ini  tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.   
d.      Fungsi Delegasi
               Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari seorang pemimpin. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi, dan aspirasi. 
e.       Fungsi Pegendalian
               Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diseleggarakan dalam aktivitas kepemimpinan secara integral. Pelaksanaanya berlangsung sebagai berikut :
·           Pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja.
·           Pemimpin harus mampu memberikan petunjuk yang jelas.
·           Pemimpin harus berusaha mengembangkan kebebasan berfikir dan megeluarkan pendapat.
·           Pemimpin harus mengembangkan kerja sama yang harmonis.
·           Pemimpin harus mampu memecahkan masalah dan megambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab masing-masing.
·           Pemimpi harus berusaha menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab.
·           Pemimpin harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali. Pada prinsipnya seorang pamimpin harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya, sebagai firman Allah Subhanahuata’ala. Dalam surah Al-Isra’ [17] yang artinya :
            “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungan jawabnya ”.  (QS. Al-Isra’ [17] 36)
















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ø  Secara sosial psikologis kepemimpinan merupakan produk dari interaksi sosial dan peranan kepemimpinan dalam dinamika kelompok memegang arti besar yaitu :
1.    Dalam Peranan Kepemimpinan
                 Yaitu dalam suatu organisasi memerlukan kerjasama antar manusia dan menyadari bahwa masalah manusia yang utama adalah masalah kepemimpinan. Kita melihat perkembangan dari ke-pemimpinan pra ilmiah kepada kepemimpinan yang ilmiah. Dalam tingkatan ilmiah kepemimpinan itu disandarkan kepada pengalaman, intuisi, dan kecakapan praktis kepemimpinan itu dipandang sebagai pembawaan seseorang sebagai anugerah dari Tuhan. Oleh karena itu orang yang mempunyai sifat-sifat istmewa yang dipandang sebagai syarat suksesnya seorang pemimpin.    
2.      Dalam Dinamika Kelompok
                 Sementara itu dalam dinamika kelompok mengetengahkan persyaratan pendidikan dalam kelompok. Maksudnya ialah bahwa seseorang dapat saja menjadi pemimpin asal dapat mementingkan kebutuhan-kebutuhan kelompok dalam rangka menjalankan kepemimpinannya. Ada hubungan yang tidak terpisahkan antara kelompok, pemimpin dengan kepemimpinannya sehingga mempelajari kepemimpinan perlu terlebih dahulu mengetahui beberapa hal :
1.      Proses pengambilan keputusan
2.      Pengendalian dalam kepemimpinan. 
Ø  Fungsi kelompok bagi individu
                 Fungsi kelompok adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kelompok dan bukan kebutuhan satu atau dua orang anggota saja, akan tetapi seorang individu masuk dalam kelompok biasanya disertai dengan harapan tertentu.
Ø  Fungsi kepemimpinan
                 Fungsi kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing, megisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam dan bukan diluar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial karena harus diwujudkan dalam interaksi sosial kelompok atau organisasi.   

B.     Saran
              Dengan terselesainya makalah ini, kami berharap dapat menambah wawasan kita tentang tentang pentingnya peranan pemimpin dalam dinamika kelompok yang diartikan sebagai gerak atau kekuatan yang dimiliki oleh sekumpulan kehidupan masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan.